Pages

Memaafkan Semuanya

Sepertinya, aku memang harus memaafkan segala rasa sakit yang pernah kamu cicipkan.
Memaafkan semua malam gaduh yang pernah kamu ciptakan.
Memaafkan semua air mata yang pernah aku uraikan.

Berat,
Bahkan sampai kiriman ini ditulis, aku masih memikirkan kebahagiaanmu.
Iya
Dia
Yang sekarang sering kamu temani hari harinya
Yang kamu sering pamerkan kebersamaan dengannya
Tidak
Dulu
Aku hampir tidak pernah kamu pamerkan di ruang sosial mu
Kamu bahagia sekarang?
Dulu
Jangankan kamu temani makan, untuk bertemu satu tahun sekali saja, perjuangan ini itu harus dikerahkan, biaya ini itu harus dibayarkan.
Syukurlah,
Kalau kamu bisa menemukan apa yang kamu butuhkan, apa yang dulu tidak kamu dapatkan dari kekanganku, dari tuntutan mengabari aku, dari rengekan rinduku yang memaksamu.
Syukurlah,
Aku juga sedang menata kehidupan baru, bersama dengan yang memberiku kabar tanpa aku minta, yang resah kalau aku tiba tiba kambuh, yang datang dengan pertanyaan "bagaimana jika kita hidup bersama?"

Maaf,
Harusnya,
Aku pergi sejak dia hadir, bukan saat pertanyaan itu diucapkan.
Terlambat,
Bahkan mungkin saat itu juga kamu sedang menata pondasi dengan dia.
Tuhan maha adil.
Kamu pergi dan bahagia, Tuhan pun berikan aku kebahagiaan.