Pages

STIF

Ini jahat, tapi, aku tidak bisa mengingkari. Kalau akhir-akhir ini kamu sering hadir
Dadaku kembali sesak. Jangankan mendengar nama kamu, hanya mengingat sekilas hal kecil tentang kamu saja aku lemah
Aku selalu menepis dengan; tidak! Aku sudah bahagia, bahkan mungkin kamu pun
Tiba-tiba hadir keinginan mengetahui bagaimana bentuk bahagiamu walaupun aku tau mengetahuinya hanya akan membuat aku tidak bisa memaafkan masa lalu ku
Mungkin aku hanya merasa bersalah karena pergi tanpa kabar menyenangkan untuk kamu, bahkan terkesan menyakiti kamu atau bahkan kamu tidak perduli
Sebenarnya yang mengganjal di sini hanya kalimat maaf ku yang tidak sempat aku ucapkan
Aku bahkan tidaj tahu apakah kamu masih mengingat aku
Selamat bahagia ya dengan wanita mu dia pasti lebih bisa mengerti kamu daripada aku yang selalu minta perhatian lebih ini.

Memaafkan Semuanya

Sepertinya, aku memang harus memaafkan segala rasa sakit yang pernah kamu cicipkan.
Memaafkan semua malam gaduh yang pernah kamu ciptakan.
Memaafkan semua air mata yang pernah aku uraikan.

Berat,
Bahkan sampai kiriman ini ditulis, aku masih memikirkan kebahagiaanmu.
Iya
Dia
Yang sekarang sering kamu temani hari harinya
Yang kamu sering pamerkan kebersamaan dengannya
Tidak
Dulu
Aku hampir tidak pernah kamu pamerkan di ruang sosial mu
Kamu bahagia sekarang?
Dulu
Jangankan kamu temani makan, untuk bertemu satu tahun sekali saja, perjuangan ini itu harus dikerahkan, biaya ini itu harus dibayarkan.
Syukurlah,
Kalau kamu bisa menemukan apa yang kamu butuhkan, apa yang dulu tidak kamu dapatkan dari kekanganku, dari tuntutan mengabari aku, dari rengekan rinduku yang memaksamu.
Syukurlah,
Aku juga sedang menata kehidupan baru, bersama dengan yang memberiku kabar tanpa aku minta, yang resah kalau aku tiba tiba kambuh, yang datang dengan pertanyaan "bagaimana jika kita hidup bersama?"

Maaf,
Harusnya,
Aku pergi sejak dia hadir, bukan saat pertanyaan itu diucapkan.
Terlambat,
Bahkan mungkin saat itu juga kamu sedang menata pondasi dengan dia.
Tuhan maha adil.
Kamu pergi dan bahagia, Tuhan pun berikan aku kebahagiaan.

Apa yang di Lakukan Rindu Setelah Pertemuan?

Acuh mu kembali, sakit ku terasa lagi
Kali ini, bukan hanya sekali, tapi bertubi tubi
Jelaskan padaku! Bagaimana kerja rasa sakit mempengaruhi akal sehat? Membuat aku mengambil keputusan yang bahkan tidak aku inginkan
Aku pernah katakan ini kepada mu "aku tidak akan pernah siap meninggalkan mu". (Kecuali jika memang kamu yang memutuskan untuk pergi)
Banyak penjelasan yang ingin aku utarakan, banyak air mata yang ingin aku tumpahkan.
Apa yang bisa mahluk lemah seperti aku lakukan? Berlari menahan pedih?
Masihkah kamu mau menjadi pendengar yang baik sekali lagi? Selagi aku masih mampu menatap wajahmu.
Inikah yang rindu lakukan setelah pertemuan?
Menimbulkan rasa tak ingin kehilangan yang begitu sampai aku biarkan berbuat sekehendakmu.
Kemana peduli mu pergi?
Apa rasa itu terkikis oleh pelukan orang lain?
Bentuk sabar seperti apa lagi yang harus aku berikan?
Rindu ternyata tak selalu nikmat, ada sakit tak terlihat.
Ketakutanku terjadi, pembicaraan tak berarah kesukaan ku tak ada lagi, cerita keseharian mu tak terdengar lagi.
Aku merindukan beberapa tahun lalu, tepat saat aku pertama kali mendengar suara mu, perasaan tak terdefinisikan itu, tak lagi terasa.
Aku merindukan awal Bulan Juni lalu, kamu mengembalikan suasana pada tahun tahun lalu, kemudian kamu pergi (lagi) lebih lama dari sebelumnya.
Bukan aku tak ingin mencari, aku hanya tak lagi mau meneteskan air mata saat mendengar kesalmu padaku.
Aku memalukan, tak berkaca pada apa yang sudah aku lakukan dan meminta mu tetap tinggal.
Tinggal lah, sampai kamu tak mau lagi menetap.