Pages

Rapuhnya ke Kokohan ku

Dulu, aku ini kuat, kokoh, dan berwarna cerah saat pemilikku masih disini.
Dulu, pemilikku sangat takut melihatku terluka.
Lalu..
Pemilikku memutuskan untuk pergi dan berjanji akan kembali.
Awalnya aku bisa menerima alasan pemilikku untuk pergi.
Tapi, tak lama pemilikku kembali.
Pemilikku kembali hanya untuk beristirahat, lalu berlalu pergi tanpa memeriksa keutuhanku.
Begitu seterusnya..
Tanpa pemilikku tahu kalau aku sudah mulai rapuh.
Aku nyaris saja jatuh andai saja aku tidak mempertahankan pemilikku.
Pemilikku lama tak ku dengar kabarnya setelah terakhir kali aku melihat nya hanya menengok ku dari kejauhan.
Ibarat sebuah rumah, aku adalah rumah yang tidak berpenghuni, lebih tepatnya baru saja di tinggalkan oleh penghuniku.
Sunyi, sepi, gelap, tak terawat.
Aku di miliki oleh seseorang, tapi dia tidak tinggal disini.
Pemilikku hampir tidak pernah merawatku akhir - akhir ini.
Pemilikku tidak lagi begitu memperhatikanku.
Pemilikku hanya berharap pada kekuatanku.
Pada kekuatan pondasiku.
Pada keutuhanku.
Berharap agar aku tetap kuat di terpa pergantian cuaca.
Berharap agar tubuh ini tidak rapuh di makan rayap.
Aku kira aku hanya belum terbiasa dengan ketidak pedulian pemilikku.
Aku kira aku akan bisa merawat diriku sendiri nanti tanpa pemilikku.
Tapi, aku bisa apa?
Di dindingku sudah tumbuh lumut kebosanan.
Sekali lagi melihat pemilikku datang hanya untuk menjenguk ku lalu kembali pergi.
Bahkan mungkin pemilikku tidak tau tentang ada beberapa orang yang singgah padaku.
Mencoba merawat kerapuhan ku.
Sedikit, aku merasa terobati karena dia.
Tapi, itu tidak membuatku melupakan mu, pemilikku.
Ternyata, dia hanya datang untuk memberiku obat penenang, bukan penyembuh.
Setelah itu, dia juga pergi, sama sepertimu.
Sampai akhirnya aku tiba di titik jenuhku.
Aku merasa hanya seperti rest area yang disinggahi jika mereka butuh tempat istirahat.
Hujan dan panas datang bergantian seperti menggoyahkan kekuatanku.
Aku mulai merasa seperti tidak memiliki apa yang harus aku pertahankan setelah pemilikku sudah lama tidak menjengukku lagi.
Aku mulai rapuh.
Sarang laba-laba memenuhi pojok dindingku.
Ilalang tumbuh liar di halamanku.
Aku rasa aku hampir menyerah.
Semakin lama aku menunggu mu, pemilikku.
Kekokohan ku rasanya semakin rapuh.
Aku menyerah.
Sekarang, pemilikku.
Biarkan aku kembali menyatu dengan tanah.
Mungkin, dengan kembali nya aku bersatu dengan tanah bisa menjadikan lahan yang bisa pemilikku gunakan untuk hal lain yang lebih bisa pemilikku rawat lebih baik dariku.